Jakartam

Pihak Pertamina Cabang Aceh menyatakan suplai bahan bakar minyak (BBM) jenis solar subsidi (biosolar) untuk Aceh Barat dan kabupaten lain di Aceh selama ini normal. Selain itu, Pertamina juga tidak mengurangi kuota, bahkan ditambah.

Manajer Pertamina Cabang Aceh Awam Raharjo mengatakan itu dalam pertemuan dengan kalangan anggota DPRK Aceh Barat di Gedung Dewan, Senin (1/10). Pertemuan tersebut dipimpin Ketua DPRK Ramli SE bersama Wakil Ketua Samsi Barmi dan dihadiri anggota DPRK serta dinas terkait. Turut juga hadir Ketua Organda Aceh Barat dan pejabat dari Polres setempat.

Ketua Organda Aceh Barat, Thantawi menyatakan sopir mobil penumpang dan mobil barang terpaksa beralih ke solar nonsubsidi. “Bila tidak juga normal dalam waktu dekat kami dari L-300 dan angkutan barang akan demo Pertamina,” kata Thantawi.

Sementara itu, pantauan Serambi kemarin kendaraan masih antre di empat SPBU di Meulaboh, Aceh Barat, Senin (1/10). Empat SPBU yakni Kuta Padang, Suak Raya, Manekroo, dan Pasi Pinang.

Empat jam kemudian solar subsidi seharga Rp 5.150/liter kembali habis sehingga konsumen terpaksa beralih ke nonsubsidi jenis dexlite Rp 9.000/liter. Selain antrean kendaraan, SPBU juga diserbu warga dari kalangan nelayan yang membeli dengan jeriken karena solar di SPDN Padang Seurahet juga kosong.

Informasi yang diperoleh Senin (1/10), solar subsidi sudah lima hari sejak Kamis lalu hingga Senin belum dipasok ke SPDN Padang Seurahet oleh Pertamina. Dampak krisis solar ini, nelayan banyak tidak melaut dan ratusan jeriken diletakkan di SPDN tersebut.

“Informasi dari SPDN solar baru dipasok Selasa (hari ini). Berarti 5 hari kosong solar. Kondisi ini kami nelayan sangat mengeluh,” ujar Andi, seorang nelayan setempat.

 

Tinggalkan Balasan