JAKARTA – Organisasi angkutan di jalan raya (Organda) DKI Jakarta memperkirakan pangsa pasar angkutan logistik melalui truk/trailer bakal tergerus 30% jika angkutan barang melalui kereta api (KA) barang pelabuhan Tanjung Priok direalisasikan secara terjadwal.

Ketua DPD Organda DKI Jakarta Safruhan Sinungan mengatakan organisasinya berharap dapat duduk bersama dengan pemerintah dan instansi terkait guna mencari solusi supaya iklim bisnistrucking dan logistik anggota Organda di pelabuhan Tanjung Priok tidak terus tergerus.

“KA Pelabuhan Priok itu memang sudah merupakan program pemerintah. Kami tidak mau berpolemik setuju atau menolak program itu. Sebaiknya yang dibutuhkan saat ini adalah sinergi demi terciptanya iklim bisnis angkutan pelabuhan yang lebih kondusif,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (23/2/2016).

Safruhan mengatakan pada prinsipnya angkutan logistik menggunakan trucking jauh lebih efisien ketimbang menggunakan KA, karena angkutan truk bersifat any time dan door to door service.

Selama ini, kata dia, wilayah penyangga atau hinterland pelabuhan Priok didominasi lebih 60% berasal dari kargo ekspor impor Jawa Barat dan sekitarnya.

Adapun rute angkutan KA Pelabuhan Priok itu di deklair melayabi Priok-Cikarang Dry Port (CDP) Jawa Barat yang juga merupakan buffer area ekspor impor.

“Makanya kami perkirakan market angkutan barang via trucking akan tergerus sekitar 30% jika angkutan KA Pelabuhan itu berjalan.Tetapi kalau soal berapa potensial loss nominalnya kami sedang menghitung,”ujarnya.

Kendati begitu, Safruhan mengatakan angkutan barang via trucking masih lebih unggul dari sisi kecepatan pelayanan ketimbang moda lain termasuk dengan KA untuk setiap rute yang sama. “Perbandingannya bisa 1:6 dari sisi kecepatan dan efisiensi dan trukcking lebih unggul,” paparnya.

Safruhan mengakui pengangkutan barang melalui KA dari dan ke pelabuhan Priok akan menimbulkan persoalan baru yakni bertambahnya kemacetan di jalur distribusi karena jalur KA tersebut menggunakan lintasan sebidang atau jalan raya umum.

“Kami siap berdialog soal ini apalagi saat ini unit organisasi kami Angkutan Khusus Pelabuhan (Angsuspel) Tanjung Priok sudah aktif kembali setelah sempat vakum sementara waktu,” ujarnya.

Perlu Managemen Pengaturan Lalu Lintas

Ketua DPW Asosiasi Logistik dan Forwarder Seluruh Indonesia (ALFI) DKI Jakarta, Widijanto mengatakan diperlukan manejemen pengaturan lalu lintas secara simultan agar tidak mengganggu lalu lintas maupun akses diatribusi mengingat jalur KA barang pelabuhan Priok itu berada di jalur umum yang melewati empat lintasan sebidang yakni jalan Pasoso, Jampea, Yossudarso, dan Tanjung Priok.

Pasalnya, jika kemacetan di jalur distribusi jalan raya dari dan ke Priok terjadi hal itu sangat merugikan pebisnis akibat delivery barang terhambat dan terkena closing time maupundemurage atau tambahan beban biaya pakai kontener.

“Kalau melewati empat lintasan sebidang sama halnya akan ada empat titik kemacetan yang makin parah saat KA barang melintas. Inilah yang harus diantisipasi karena selama ini jalur tersebut sudah sangat padat pada angkutan jalan raya,” tuturnya.

Uji coba pengoperasian KA Pelabuhan sebagai penghubung arus barang ekspor dan impor melalui pelabuhan Tanjung Priok, telah dilaksanakan dan disaksikan oleh Kementerian Koordinator Maritim dan Sumber Daya bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero) dan anak usahanya PT Kereta Api Logistik (Kalog) pada Kamis (18/2/2016).

Uji coba ini juga disaksikan langsung Menteri Koordinator Maritim dan Sumber Daya Rizal Ramli. KA Pelabuhan Priok dijadwalkan beroperasi secara komersial dalam waktu dekat, untuk melayani angkutan peti kemas relasi JICT-Cikarang Dry Port (CDP)

PT Kalog menargetkan pada tahap awal, dua rangkaian KA akan dioperasikan setiap hari untuk perjalanan pulang pergi (PP) atau sekitar 200 twenty foot equivalent units (TEUs) dari kapasitas sebanyak 620 TEUs.

Sumber: Bisnis.com

Posting Terkait

Tinggalkan Balasan