JAKARTA – Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta berencana mengubah bajaj, dari kendaraan beroda tiga menjadi roda empat. Menurut Ketua Umum Organda DKI Jakarta, Shafruhan Sinungan, pergantian akan dimulai tahun depan.

“Dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan tidak dikenal angkutan umum dengan roda tiga,” kata Shafruhan kepada Katadata, Rabu (20/7), tentang alasan rencana itu. Rencana ini segera diwujudkan agar moda angkutan umum, terutama di Jakarta, memenuhi undang-undang.

Walaupun bertambah roda, namun kapasitas mesin bajaj tetap tak akan melebihi 300 CC. Organda juga mengusahakan bajaj baru tersebut hanya menggunakan bahan bakar gas.

Bajaj baru akan memiliki kapasitas empat penumpang, termasuk sopir bajaj. Bajaj ini juga akan dilengkapi bagasi penyimpanan barang yang ukurannya tidak terlalu besar.

Shafruhan, seperti dinukil dari Kompas.com mengatakan, pada tahap awal sosialisasi diperkirakan akan ada 1.000 unit-2.000 unit yang disiapkan oleh Organda. Saat ini, Organda bersama Dinas Perhubungan DKI tengah menggodok aturan peremajaan bajaj tersebut. Saat ini ada sekitar 14.000 bajaj yang beroperasi di seluruh Jabodetabek. Ada sekitar 2.000 unit bajaj memakai bensin, dan yang berbahan bakar gas 12 ribu unit.

Organda masih menghitung biaya, termasuk investasi, dan berapa tarif bajaj baru. Selain itu, Organda juga mempertimbangkan biaya peremajaan yang tidak memberatkan pemilik. “Termasuk menyiapkan lembaga keuangan sebagai back-up,” ucapnya.

Para sopir bajaj justru belum mengetahui rencana perubahan ini. Beberapa sopir bajaj yang ditemui wartawan Warta Kota mengaku belum mendapatkan informasi sama sekali tentang rencana ini.

“Emang ada ya mas?,” kata Yono (42) sopir bajaj yang ditemui di bilangan Matraman, Jakarta Timur, Rabu (20/7).

Awaludin, sopir bajaj di depan Stasiun Cikini, Jakarta Pusat, tak mempermasalahkan rencana ini. “Nggak apa-apa, asal modal sama setorannya wajar,” kata Awal.

Pasar bajaj di Jakarta dikuasai oleh TVS Motor Company Indonesia (TMCI). Menurut data Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), sepanjang 2015, pabrikan otomotif asal India ini berhasil menjual kendaraan roda tiga sebanyak 4.000 unit, atau lebih dari 80 persen kue pasar. Penjualan terkonsentrasi di Jakarta.

Penjualan besar ini karena ada kebijakan Pemerintak DKI Jakarta untuk mengganti bajaj oranye yang berbahan baar bensin menjadi bajaj biru yang berbahan gas CNG. “Tahun lalu ada kuota penggantian sebanyak 5.000, kami masuk ke sana dan kuasai 4.000,” ujar Rizal Tandju, Marketing Manager TMCI.

Wujud bajaj yang akan dipakai belum jelas seperti apa. Namun jika dilihat dari jenama yang ada, kendaraan mungil Qute dari Bajaj Auto memenuhi kualifikasi. Bajaj memperkenalkan Qute pada ajang Auto Expo 2012 silam. Kendaraan mungil ini disiapkan sebagai alternatif pengganti taksi.

Qute ditenagai mesin satu silinder berkapasitas 217 cc berpendingin air yang dilengkapi transmisi lima percepatan dengan output 13,3 Tk dan torsi 19,6 Nm. Kendaraan ini telah memakai sistem injeksi dan teknologi DTS-i sehingga memiliki konsumsi bahan bakar mencapai 36 km per liter. Menurut Liputan6.com, kendaraan yang diperkenalkan pada ajang Auto Expo 2012 di New Delhi, India, ini akan diekspor ke beberapa negara, termasuk Indonesia.

Sumber: Beritagar.id

Posting Terkait

Tinggalkan Balasan