SURABAYA – Dalam rangka zero accident arus mudik dan balik Lebaran 1437 H (2016 M) di Jawa Timur, Pemprov Jatim melalui Dinas Pekerjaan Umum (DPU) dan Bina Marga sudah melakukan perbaikan jalan arteri, dan dipastikan H-10 sudah tidak ada perbaikan jalan arteri lagi.
Masih terdapat kondisi jalan yang berbahaya bagi pemudik (dan balik) yang masih belum disentuh perbaikan. Yakni pada jalur arteri baru Porong-Sidoarjo yang banyak berlubang cukup dalam, serta bagian ujung jembatan baru di atas Sungai Brantas sisi utara arah Sidoarjo-Gempol di Porong yang anjlok.
“Masih ada beberapa titik jalan arteri yang belum kita perbaiki, utamanya di lingkar barat Porong, Sidoarjo. Sebelum H-10 ruas jalan arteri yang bolong-bolong dan anjlok itu akan kita beresi,” ujar Kepala DPU Bina Marga Provinsi Jatim, Supaad yang dikonfirmasi, Sabtu (18/6) tadi pagi.
Kendati H-10 sesuai jadwal tidak ada lagi perbaikan jalan arteri, namun pihaknya tetap menyiagakan tim Unit Reaksi Cepat (URC) berupa personil maupun peralatan kerja jika sewaktu-waktu diperlukan, utamanya jalur yang tertutup bencana alam tanah longsor. “Jalur rawan longsor di waktu hujan itu pada umumnya terdapat di Jatim bagian selatan yang secara geografis berupa pegunungan kapur,” katanya.
Sementara itu Dinas Perhubungan dan Lalu Lintas Angkutan Jalan (Dishub LLAJ) di Jatim bekerja sama dengan Direktorat Lalu Lintas (Ditalntas) Polda Jatim dan instansi terkait, utamanya Organisasi Angkutan Darat (Organda) selain menyiapkan kelancaran dan keamanan jalur mudik (dan balik), juga mengatur ketersediaan armada angkutan darat, serta dengan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) yang menyiagakan kapal ferry, dari dan ke Jatim.
Terdapat sekurang-kurangnya ada 96 titik jalan arteri yang rawan macet, rawan kecelakaan serta rawan bencana alam tanah longsor atau banjir. “Ini yang mesti diwaspadai para pemudik, utamanya mereka yang datang dari luar Jawa,” ujar Kepala Dishub LLAJ Jatim, Dr Ir Wahid Wahyudi, hari ini.
Bagi pemudik ke Jatim, diinformasi sudah terbuka jalan bebas hambatan (tol) Surabaya-Mojokerto dan Gempol-Pandaan. Selain itu untuk jalur lingkar selatan (JLS) yang ada di pesisir pantai selatan Jatim, sebagian besar antarwilayahnya sudah tersambung. “Tinggal Jember yang belum nyambung,” katanya.
Pada bagian lain ia menyebutkan kawasan langganan macet jalur Madiun-Surabaya yang pada umumnya akibat pasar tumpah dan atau jalur menyempit sehingga terjadi bottle neck tersebut di antaranya depan Pasar Krian (Sidoarjo), simpang empat Kenanten (Mojokerto), simpang tiga Mojoagung (Jombang), Pasar Bagor (Nganjuk), Saradan (Madiun) dan Caruban (Ngawi).
Untuk jalur Surabaya-Malang tedapat di depan simpang empat Pandaan dan simpang tiga Sukorejo, serta simpang tiga Purwosari (Pasuruan), juga depan Pasar Lawang (Malang). Sedang jalur rawan Malang-Lumajang berada di sepanjang Piket Nol. Jalur Surabaya-Banyuwangi via Situbondo, paling rawan ada di kawasan hutan Baluran. Sedangkan jalur Lumajang-Jember-Banyuwangi selain di kawasan Jatiroto (Lumajang) juga di kawasan hutan Alas Gumitir yang ada di perbatasan Jember-Banyuwangi.
Khusus jalur pantai utara (Pantura) Jatim sisi barat, daerah rawan kecelakaan justru berada di Bulu dan Bancar, yang menjadi kawasan perbatasan Tuban (Jatim)-Rembang (Jateng). Kawasan ini juga rawan terjadinya kejahatan jalanan karena relatif sepi, utamanya pada sore dan malam hari.
Guna membantu warga masyarakat utamanya mereka yang kurang mampu, Pemprov Jatim beserta perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) serta perusahaan swasta lainnya, menyediakan angkutan umum bus mudik (dan balik) gratis. Dalam sehari H-6 dan H+6 disediakan bus angkutan umum gratis ber-AC sebanyak 450 unit dengan kapasitas 55 penumpang per bus.
Dalam sehari disiagakan 60 unit shuttle bus yang melayani 530 rit sehingga jumlah arus mudik dan balik Lebaran gratis tahun ini dari (dan ke) Surabaya seluruhnya ada 29.150 orang. tidak termasuk 60 bus perantara (shuttle bus) khusus mengangkut penumpang dari Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya menuju Terminal Purabaya Bungurasih.
Untuk angkutan armada kereta api (KA) gratis, Pemprov Jatim menyewa gerbong yang mampu mengangkut 100.000 orang serta kapal laut (Banyuwangi-Sumenep-Surabaya) dengan mengangkut sekitar 8.500 orang. Sehingga total penumpang gratis yang menjadi program Pemprov Jatim tahun ini melayani sekitar 24.750 orang penumpang
Khusus bagi pemudik yang memakai sepeda motor, Pemprov juga menyewa 400 unit truk pengangkut sepeda motor pemudik. Motor pemudik akan diturunkan di kota tujuan agar bisa dipergunakan melanjutkan perjalanan ke rumah-rumah mereka yang ada di pelosok pedesaan.
Pengamanan
Guna memberikan jaminan keamanan selama mudik (dan balik) Lebaran di Jatim, Polda Jatim beserta jajarannya menggelar pengamanan bersandi Operasi Ramadaniah Jatim 2016 (diwaktu sebelumnya bersandi Operasi Ketupat Semeru), dengan menerjunkan sekitar 12.500 personil turun ke lapangan. Pengamanan dilakukan secara terbuka, namun juga secara tertutup, utamanya guna mendeteksi ancaman gangguan kamtibmas selama bulan ramadan dan Lebaran.
Pengamanan Lebaran di Jatim ini, menurut Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol RP Argo Yuwono, Jumat (17/6) sore, tidak saja menerjunkan Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) semata, namun juga lintas satuan, mulai dari Sabhara, Intel, Reskrim, Bimmas dan juga yang lainnya. Mereka tidak saja diterjunkan di Posko atau Pos Pantau, namun juga di terminal, stasiun KA, kawasan pusat perbelanjaan, supermarket, mall, dan bahkan di stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU).
Argo Yuwono tidak menampik, jika untuk daerah rawan kejahatan, Polda Jatim juga bakal menerjunkan personil berkemampuan khusus. “Jika tingkat ancaman gangguan kamtibmasnya tinggi, maka bisa jadi diterjunkan penembak jitu atau sniper,” ujarnya menyikapi semakin meningkatnya gangguam kamtibmas bersenjata api genggam sekarang ini.
Sebagaimana dikemukakan Kapolres Tuban (perbatasan Jatim-Jateng bagian pantura) AKBP Fadly Samad, pihaknya siap siaga menerjunkan personilnya secara bergantian selama 24 jam di kawasan rawan di titik Jatipeteng, Desa Temaji, Kecamatan Jenu, Tuban.
Di antaranya, perampasan sepeda motor oleh begal dan bajing loncat serta rawan kecelakaan. “Di jalur arteri perbatasan ini sepanjang dua kilometer yang sepi karena tidak ada pemukiman penduduk,” ujar Fadly Samad yang dikonfirmasi semalam.
Ia mengakui, untuk meningkatkan unsur keamanan di daerah perbatasan Jatim-Jateng, pihaknya menjalin kerja sama dengan Polres Rembang. “Untuk mengantisipasi kejahatan di kawasan tersebut, mulai 25 Juni 2016, anggota kita akan diterjunkan untuk siaga di Pos Pantau Perbatasan. Pos ini nantinya juga akan digunakan untuk tempat istirahat (rest area) para pemudik,” ujarnya sambil menambahkan, apabila pengendara kelelahan, ia menyarankan supaya beristirahat di Pos Pantau di Jatipeteng.
Penyeberangan Ferry
Sebanyak 52 unit kapal motor penumpang (KMP) yang beroperasi di Pelabuhan ASDP Ketapang (Banyuwangi, Jatim)-Gilimanuk (Negara, Bali) telah melakukan uji petik guna menyambut kesiapan angkutan Lebaran. Uji petik guna menyikapi kelayakan kapal yang melayani penyeberangan di Selat Bali itu digelar Kantor Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kelas III Ketapang, Banyuwangi, Rabu (15/6) baru lalu.
Kepala Kantor Unit Penyelenggara Pelabuhan (KUPP) Kelas III Ketapang Banyuwangi, Ispriyanto yang dikonfirmasi, Jumat kemarin menjelaskanm, bahwa uji petik dilakukan berdasarkan perintah dari Kemenhub Nomor IM:12 tahun 2016 tentang pemeriksaan kelaikan sarana transportasi. Menhub Ignasius Jonan yang melakukan inspeksi Kamis (16/6) baru lalu menegaskan pentingnya melakukan pemeriksaan kelaikan sarana transportasi jelang arus mudik dan balik Lebaran 2016. Pemeriksaan dilakukan untuk menjamin kepastian keselamatan dan keamanan para pengguna jasa transportasi.
Menurut Ispriyanto. pelaksanaan uji petik bagi seluruh KMP di Penyeberangan Ketapang-Gilimanuk tidak hanya dilakukan dalam sehari. Namun petugas secara berkala terus melakukan pemeriksaan terhadap KMP yang berlayar di Selat Bali.
Sumber: Beritasatu.com