SAMARINDA – Musim mudik masih berlangsung. Meski tak separah di pulau Jawa, macet tentu menjadi hal yang lumrah di Kaltim. Namun, pihak Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kaltim menyayangkan keteraturan lalu lintas angkutan umum di Benua Etamyang masih belum bisa maksimal. Selain profit yang lebih kecil, alasan lainnya karena kurang efektif bila angkot hanya berada di pinggir kota.

Ketua DPD Organda Kaltim Ambo Dalle mengatakan, saat ini pihaknya sudah melakukan berbagai koreksi palayanan terhadap masyarakat. Namun, sejauh koreksi tersebut, masih tersendat di regulasi. Yakni, hanya kendaraan umum yang boleh berada di dalam kota, sementara angkutan umum semisal bus, justru masih dibatasi untuk hanya berada di pinggir kota.

“Jadi kalah saing. Kalau bisa, bus mestinya boleh berada di kawasan seperti mal-mal yang cenderung banyak penumpangnya, dan efektif lokasi jemputnya. Seperti di luar negeri contohnya. Ketika penumpang sudah penuh, langsung berangkat. Kalau sekarang cuma di pinggir kampung. Itu yang masih jadi kendala,” urai dia.

Lelaki bersuara berat ini menyayangkan, regulasi pemerintah terkait pembatasan ruang bagi angkutan umum lintas kota yang masih melekat hingga sekarang tersebut. Dia berharap, bila hal itu dapat diubah, tentu berbagai keadaan urgent bisa menjadi lancar, semisal arus mudik yang dipercaya dapat tak membeludak hanya di satu titik yakni di ujung kota.

Selain itu, ujar dia, informasi yang diterima pihaknya dari pemerintah, meski masih secara lisan, bahwa akan ada stiker tanda kelayakan sebuah angkutan untuk beroperasi. “Jadi, masyarakat nantinya akan mudah memilah melalui tanda stiker tersebut pada sebuah angkutan, bahwa kendaraan itu layak beroperasi. Kalau tidak ada tanda itu, bisa jadi tak layak,” paparnya.

Diketahui, kini Organda Kaltim telah membenahi pelayanan angkutan umum. Yakni, armada yang dibikin eksekutif, hanya menerima sampai 18 penumpang saja dalam sekali perjalanan. Berbeda dengan sebelumnya yang menerima 25 sampai 30 orang penumpang. Selain itu, sejak kemarin, jalur poros Samarinda-Berau sudah tak lagi vakum. Angkutan umum sudah bisa melayani masyarakat karena jalurnya dianggap tak lagi berbahaya lantaran telah mengalami perbaikan cor.

Sumber: Prokal.co

Posting Terkait

Tinggalkan Balasan