SOLO – Puluhan sopir angkutan Jalur A jurusan Tegalgede-Palur dan Jalur B jurusan Jungke-Kebakkramat mogok. Mereka tidak beroperasi seharian, untuk memprotes keberadaan taksi yang mangkal di Palur Plasa dan Jaten. Dalam aksi mogok tersebut, puluhan mobil angkuta diparkir di Terminal Jungke. Angkuta Jalur Asaja ada sekitar 64 unit, dan Jalur B sekitar 50 unit. Mereka sudah tergabung dalam wadah koperasi angkuta Karanganyar.
Junaidi, Ketua Paguyuban Sopir Angkuta mengatakan, pihaknya sudah mengeluhkan masalah itu ke Dishubkominfo. Namun sampai saat ini tidak ada penyelesaian. “Selama ini taksi mangkal di beberapa lokasi, mengambili penumpang di wilayah Karanganyar. Padahal mereka itu kan taksi Solo. Artinya mereka tidak memiliki izin trayek sampai ke wilayah Karanganyar, tetapi beroperasi di sini,” kata dia. Lebih mengesalkan, banyak taksi yang mengambil penumpang di pinggir jalan usai mengantar penumpang ke wilayah Karanganyar. Dengan dalih balen (sambil kembali ke pangkalan di Solo), mereka mengambil penumpang dengan bayaran ala kadarnya.
Junaidi mengatakan, dia pernah suatu ketika keluar gang tiba-tiba dihampiri taksi untuk diantar sampai ke Palur. Cerita senada juga dikemukakan beberapa penumpang taksi yang biasa langganan angkuta. “Biasanya ini terjadi ketika mereka baru saja mengantar penumpang ke Tawangmangu, Karangpandan, Matesih, dengan jarak lumayan. Sambil kembali ke Solo, mereka mengambil penumpang di pinggir jalan,” kata dia.
Jatah Angkutan
Akan halnya taksi yang mangkal di depan Palur Plasa dan di depan Lapangan Jaten, mereka menunggu penumpang keluar dari pusat perbelanjaan. Para penumpang biasanya minta diantar ke Jumantono, Jumapolo, Tawangmangu dan lainnya. “Kan itu mengambil jatah penumpang kami. Mestinya penumpang itu naik angkuta sampai ke Jungke, kemudian pindah naik bus mini ke Jumapolo atau Jatipuro, tetapi memilih naik taksi dari Palur Plasa ke tujuan masing- masing.” Junaidi mengatakan, pada 2014 pihaknya pernah memprotes. Saat itu ada perjanjian bahwa taksi tidak boleh lagi mangkal. Namun pada kenyataannya mereka hanya sehari dua hari saja menepati janji, setelah itu kambuh lagi.
Malah kadang mereka menantang karena merasa ada yang mendukung di belakang taksi itu. Kepala Bidang Pengendalian dan Operasi Dishubkominfo, Joko Mulyono mengatakan, sebetulnya pihaknya sudah beberapa kali melakukan sweeping taksi yang mangkal. Terutama siang hari, karena mengganggu operasional angkuta. “Kami sudah beberapa kali melakukan operasi, namun sebatas kami beri peringatan.
Kami akan mengundang lagi Organda dan pihak taksi di Solo untuk berembug lagi. Jangan sampai ada gangguan, karena ini bisa mengganggu situasi dan kondisi di Karanganyar,” kata dia.
Sumber: Suaramerdeka.com