Bogor – Pasca penurunan harga bahan bakar premium Organda Kabupaten Bogor sepakat menentukan ongkos angkutan umum perkotaan turun Rp200. Namun, para sopir justru membulatkan penurunan tarif baru itu menjadi Rp 500. Ketua Organda Kabupaten Bogor Gunawan kepada Beritasatu.com, Jumat (8/1) menjelaskan, sejak penurunan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi per 5 Januari 2016 lalu Organda bersama Pemkab Bogor sepakat menurunkan tarif angkot 4,7 persen atau turun Rp200.
“Sesuai perhitungan penurunan BBM, kami sepakat tariff baru angkutan di Kabupaten Bogor turun Rp 200,” katanya. Namun, tarif baru tersebut dianggap sebagian sopir malah menyulitkan pengemudi untuk menyiapkan recehan uang kembalian. Sunadar (35) sopir rute Bambukuning-Cibinong menuturkan, sopir malah terbebani uang receh untuk kembalian jika tarif turun Rp 200 per penumpang. “Uang receh pecahan seratus itu sulit sekarang. Kami repot, jadi kami sepakat rute kami membulatkan turun Rp 500. Tarif awal Rp 3.000 menjadi Rp 2.500,” katanya.
Hal serupa juga dengan angkutan rute Citeurep-Cibinong. Nandang (29) menjelaskan jika untuk menyediakan uang receh pecahan seratus saat ini susah dan malah membuat sibuk sopir dan penumpang. “Ngitungnya susah, sopir dan penumpang juga sulit jadinya. Sudah gitu jadi banyak recehan. Jangankan pecahan setaras, gopean (Rp500) aja susah sekarang,” kata dia.
Menanggapi hal tersebut, Kabid Terminal pada DLLAJ Kabupaten Bogor Dudi Rukmayadi membenarkan kondisi ini. Menurut pantauannya, sejak penurunan bahan bakar minyak, tariff angkutan di para sopir turun menjadi Rp 500. “Yah gak masalah. Terpenting menurunkan tarif secara sukarela. Tidak ada paksaan dari pemerintah daerah atau dari Organda,” katanya. Saat ini di Kabupaten Bogor terdapat sebanyak 63 trayek angkutan umum.
Sumber: Beritasatu.com