BEKASI – Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bekasi meminta para pengusaha angkutan umum yang trayeknya bersinggungan dengan koridor Transjakarta untuk berlapang dada. Sebab perpanjangan rute Transjakarta hingga ke Kota Bekasimerupakan instruksi dari pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan.
“Sudah saya sampaikan ke rekan-rekan pengusaha untuk menerima hal ini, jadi mereka harus berlapang dada,” ujar KetuaOrganda Kota Bekasi, Hotman Pane di Plaza Pemkot Bekasi, Senin (25/4). Hotman mengaku, baru mengetahui perpanjangan ruteTransjakarta tersebut sejak beberapa hari yang lalu. Namun dia tak bisa berbuat banyak, karena instruksi ini keluar dari Kementerian Perhubungan.
Meski begitu, kata dia, sebetulnya hanya tiga angkutan perkotaan (angkot) yang trayeknya bersinggungan dengan Transjakarta. Ketiganya adalah angkot K19 dan K19A jurusan Terminal Bekasi-Jatimulya, serta K01 jurusan Pulogadung-Bulak Kapal. “Trayeknya memang bersinggungan dengan Transjakarta tapi jaraknya tak jauh, karena pas di Tol Bekasi Timur busTransjakarta masuk tol,” kata Hotman.
Hotman menilai, saat ini para pengusaha angkutan umum harus mulai mengubah paradigma seputar usahanya. Hal ini mengingat kebutuhan masyarakat mulai mengarah pada transportasi yang bersifat massal. Apalagi Kota Bekasi sebagai penyanggah Ibu Kota Jakarta, sehingga sangat rentan dengan penataan kota untuk menunjang mobilitas penduduk.
Menurutnya, para pengusaha angkutan umum harusnya melihat peluang dengan keberadaan Transjakarta. Mereka, kata dia, bisa berfungsi sebagai pengumpan penumpang yang hendak ke shelter Transjakarta. Namun demikian, Hotman meminta agar proyek perluasan transportasi massal di wilayahnya bisa diimbangi pengurangan operasional bus reguler yang perusahaanya telah bergabung dengan PT Transjakarta. Seperti PT Mayasari Bhakti yang sampai saat ini masih mengoperasionalkan bus reguler Angkutan Perbatasan Terintegrasi Busway (APTB).
“Kalau bus reguler itu tetap beroperasional sementara Tranjakarta juga terus ditambah busnya, maka sama saja bohong. Pengusaha angkutan umum justru makin kesulitan untuk mendapatkan penumpang,” jelas Hotman.
Sumber: Wartakota.Tribunnews.com