BOGOR – Ketua DPC Organisasi Angkutan Darat (Organda) Kota Bogor, Moch Ishack menyatakan rerouting angkot sudah sangat mendesak untuk segera dilakukan setelah uji coba sistem satu arah diberlakukan yang berdampak pada 13 trayek. “Kita berharap supaya rerouting angkot bisa dilakukan bersamaan dengan penerapan uji coba sistem satu arah karena ada 13 trayek angkot yang terkena dampaknya,” kata Ischak, di Bogor, Jumat (15/4).

Ia mengatakan, rencana rerouting angkot telah dibahas dengan instansi terkait dalam hal ini DLLAJ Kota Bogor. Adanya penundaan karena banyaknya pertimbangan yang harus dilakukan. “Kami berharap supaya rencana rerouting angkot dipercepat, alasannya, karena sekarang ada banyak trayek angkot yang bersinggungan setelah diterapkan sistem satu arah, jadi rebutan penumpang,” katanya.

Selain mendesak rerouting angkot, Organda juga menawarkan dua opsi konversi angkot sebagai bagian dari penataan sistem transportasi massal di Kota Bogor. “Hingga saat ini rencana konversi angkot masih dalam tahap kajian,” katanya.

Menurut Ischak, ada dua opsi konversi angkot yakni konversi dari tiga angkot lama menjadi dua angkot ekslusif. Pergertian angkot ekslusif adalah angkot dengan kapasitas penumpang yang lebih banyak dan dilengkapi dengan pendingin udara. “Opsi kedua mengkonversi dua angkot menjadi satu bus kecil,” katanya.

Ischak mengarapkan kedua opsi tersebut bisa berjalan beberapa tahun ke depan. Selain itu juga, rencana penataan sistem transportasi di Kota Bogor dapat dilakukan oleh pengusaha lokal setempat. “Pengusaha lokal yang berasal dari Bogor inilah yang nantinya diharapkan bisa menjadi pemilik atau pengelola transportasi massal di Kota Bogor,” katanya.

Dari Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Wali Kota Bogor tahun 2015, terdapat 23 trayek angkot di dalam wilayah Kota Bogor dengan jumlah 3.412 unit. Terdapat juga 10 trayek angkutan kota dalam provinsi (AKDP) dengan jumlah armada sebanyak 4.426 unit. Tiga koridor angkuta massal Trans Pakuan dengan jumlah armada sebanyak 30 unit. Pemerintah Kota Bogor telah melakukan pengurangan jumlah angkot dan AKDP dengan sistem shift sebanyak 1.153 unit, atau sekitar 15,3 persen jumlah angkot yang tidak beroperasi setiap hari.

Sumber: Antaranews.com

Posting Terkait

Tinggalkan Balasan