BANDUNG – Puluhan sopir dan pengusaha angkot Padalarang-Rajamandala mendatangi UPTD Pengujian Kendaraan Bermotor Dishubkominfo Kabupaten Bandung Barat, Jalan Panaris, Padalarang, Rabu 27 Juli 2016. Mereka mempertanyakan penambahan angkot di trayek tersebut, karena dikhawatirkan akan mengurangi penghasilan mereka.
Salah seorang sopir, Dedi Darmawan (60) mengatakan, para sopir dan pengusaha angkot Padalarang-Rajamandala menemukan indikasi kelebihan armada dari jumlah yang disepakati bersama antara sopir, pengusaha, Organda, dan Dishubkominfo. Indikasi itu muncul lantaran angkot yang diremajakan masih beroperasi, padahal angkot baru hasil peremajaan juga sudah beroperasi.
“Dulu pernah ada kesepakatan bahwa untuk penambahan armada itu jumlahnya jadi 215 angkot. Di lapangan kami melihat jumlah angkot yang ada lebih dari kuota, yaitu ada 220 angkot. Jadi seolah-olah ada angkot bodong yang beroperasi, padahal armada baru dari peremajaan angkot juga ada,” kata Dedi.
Sekretaris Jendral Organda DPC KBB Wawan Setiawan mengatakan, dari pendataan yang dilakukan oleh Organda, jumlah angkot Padalarang-Rajamandala saat ini ialah 205 angkot. Pasalnya, dari rencana penambahan 15 angkot, angkot baru yang sudah keluar izin trayeknya baru lima angkot.
“Kami punya data ril, dari plat nomot, angkot, sopir, sampai alamat sopirnya. Sebelum ada kesepakatan penambahan angkot, jumlahnya itu ada 191 angkot Padalarang-Rajamandala. Kemudian ada kesepakatan ditambah 15 angkot, tapi yang baru keluar itu lima angkot, jadi jumlahnya itu 205 angkot,” kata Wawan.
Berdasarkan Surat Keputusan Bupati, menurut dia, kouta angkot trayek Padalarang-Rajamandala ialah 250 armada. Organda merencanakan agar angkot ilegal atau keor yang biasa beroperasi di ruas Padalarang-Ciburuy dialihkan ke trayek resmi, termasuk pada trayek Padalarang-Rajamandala. Akan tetapi, hal itu perlu pembahasan lebih lanjut.
Kepala Seksi Angkutan Orang Dishubkominfo KBB Bambang Sugiar menyatakan, mereka bakal mengajak para pengemudi dan pengusaha, serta Organda untuk mengecek berapa banyak angkot Padalarang-Rajamandala yang beroperasi di lapangan. “Kalau memang betul ada 220 angkot, ini ada permainan siapa? Makanya, untuk memastikannya perlu dicek bersama-sama,” katanya.
Sumber: Pikiran-Rakyat.com